Minggu, 17 Oktober 2010

Sangat Mudah

Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut.
Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik.
Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb. Selain memperbaiki sepeda tsb, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Murid-murid lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya.

Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja
Seorang anak berkata kepada ibunya: “Ibu hari ini sangat cantik.
Ibu menjawab: “Mengapa? Anak menjawab: “Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah.
Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah.
Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah.
Temannya berkata: “Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur.
Petani menjawab: “Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku.
Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.
Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya: “Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?
Ada yang menjawab: “Cari mulai dari bagian tengah.” Ada pula yang menjawab: “Cari di rerumputan yang cekung ke dalam.” Dan ada yang menjawab: “Cari di rumput yang paling tinggi. Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat: “Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana .

Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.
Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan: “Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku.”
Katak di pinggir jalan menjawab: “Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah.”
Beberapa hari kemudian katak “sawah” menjenguk katak “pinggir jalan” dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.

Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.
Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira. Ada yang bertanya: “Mengapa engkau begitu santai?”
Dia menjawab sambil tertawa: “Karena barang bawaan saya sedikit.”

Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja.

Bukan Berat Beban

Bukan berat Beban yang membuat Kita Stress, Tetapi lamanya Kita memikul beban tersebut. (By Stephen Covey)

Pada saat memberikan kuliah tentang Manajemen
Stress, Stephen Covey mengangkat segelas air dan bertanya kepada para siswanya: "Seberapa berat menurut anda kira-kira segelas air ini?"

Para siswa menjawab mulai dari 200 gr sampai 500 gr. "Ini bukanlah masalah berat absolutnya, Tapi tergantung berapa lama anda memegangnya." Kata Covey.

"Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak Ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1Jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya Memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin Anda
harus memanggilkan ambulans untuk saya. Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama Saya memegangnya, maka bebannya akan
semakin berat."

"Jika Kita membawa beban Kita terus menerus, lambat laun Kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya." Lanjut Covey. "Apa yang harus Kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi". Kita harus
meninggalkan beban Kita secara periodik, agar Kita apat lebih segar & mampu membawanya lagi.

Jadi sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini, tinggalkan beban pekerjaan. Jangan bawa pulang. Beban itu dapat diambil lagi besok.
Apapun beban yang ada di pundak anda hari ini, coba tinggalkan sejenak jika bisa. Setelah beristirahat nanti dapat diambil lagi.

Hidup ini singkat, jadi cobalah menikmatinya dan memanfaatkannya...


=================================================
Sudarmono, Dr.(2010). Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi, 1001 Kisah Sumber Inspirasi, Idea Press, Yogyakarta. pp. 78-79. ISBN 978-6028-686-402.

Info buku, silakan klik link (tautan) di bawah ini:

http://www.facebook.com/pages/Mutiara-Kalbu-Sebening-Embun-Pagi/116810518359465
……………………………………………………………………………………………….…
Apabila Bp./ Ibu/ Sdr berminat pesan & dikirimi buku ” Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi” (MKSEP) tersebut, mohon ketik nama dan alamat untuk pengiriman, balas inbox ini atau sms ke 081392911111. (Harga buku Rp 40.000 + biaya pos/ kirim)
===========================================

Sabtu, 09 Oktober 2010

MASIH ADA HARI ESOK

Pada suatu tempat, hiduplah seorang anak. Dia hidup
dalam keluarga yang bahagia, dengan orang tua dan
sanak keluarganya. Tetapi, dia selalu mengangap itu
sesuatu yang wajar saja. Dia terus bermain,
menggangu adik dan kakaknya, membuat masalah bagi
orang lain adalah kesukaannya. Ketika ia menyadari
kesalahannya dan mau minta maaf, dia selalu berkata,
"Tidak apa-apa, besok kan bisa."
Ketika agak besar, sekolah sangat menyenangkan
baginya. Dia belajar, mendapat teman, dan sangat bahagia.
Tetapi, dia anggap itu wajar-wajar aja. Semua begitu
saja dijalaninya sehingga dia anggap semua sudah sewajarnya.

Suatu hari, dia berkelahi dengan teman baiknya.
Walaupun dia tahu itu salah, tapi tidak pernah
mengambil inisiatif untuk minta maaf dan berbaikan dengan
teman baiknya. Alasannya, "Tidak apa-apa, besok kan bisa."

Ketika dia agak besar, teman baiknya tadi bukanlah
temannya lagi. Walaupun dia masih sering melihat
temannya itu, tapi mereka tidak pernah saling tegur.
Tapi itu bukanlah masalah, karena dia masih punya
banyak teman baik yang lain. Dia dan teman-temannya
melakukan segala sesuatu bersama-sama, main,
kerjakan PR, dan jalan-jalan.
Ya, mereka semua teman-temannya yang paling baik.

Setelah lulus, kerja membuatnya sibuk. Dia ketemu
seorang cewek yang sangat cantik dan baik. Cewek ini
kemudian menjadi pacarnya. Dia begitu sibuk dengan
kerjanya, karena dia ingin dipromosikan ke posisi
paling tinggi dalam waktu yang sesingkat mungkin.

Tentu, dia rindu untuk bertemu teman-temannya. Tapi
dia tidak pernah lagi menghubungi mereka, bahkan
lewat telepon. Dia selalu berkata, "Ah, aku capek,
besok saja aku hubungin mereka." Ini tidak terlalu
mengganggu dia karena dia punya teman-teman sekerja
selalu mau diajak keluar. Jadi, waktu pun berlalu, dia lupa
sama sekali untuk menelepon teman-temannya.
Setelah dia menikah dan punya anak, dia bekerja
lebih keras agar dalam membahagiakan keluarganya. Dia
tidak pernah lagi membeli bunga untuk istrinya, atau
pun mengingat hari ulang tahun istrinya dan juga
hari pernikahan mereka. Itu tidak masalah baginya,
karena istrinya selalu mengerti dia, dan tidak
pernah menyalahkannya.

Tentu, kadang-kadang dia merasa bersalah dan sangat
ingin punya kesempatan untuk mengatakan pada
istrinya "Aku cinta kamu", tapi dia tidak pernah
melakukannya. Alasannya, "Tidak apa-apa, saya pasti
besok akan mengatakannya." Dia tidak pernah sempat
datang ke pesta ulang tahun anak-anaknya, tapi dia
tidak tahu ini akan perpengaruh pada anak-anaknya.
Anak-anak mulai menjauhinya, dan tidak pernah
benar-benar menghabiskan waktu mereka dengan ayahnya.

Suatu hari, kemalangan datang ketika istrinya tewas
dalam kecelakaan, istrinya ditabrak lari. Ketika
kejadian itu terjadi, dia sedang ada rapat. Dia
tidak sadar bahwa itu kecelakaan yang fatal, dia
baru datang saat istrinya akan dijemput maut.
Sebelum sempat berkata "Aku cintakamu", istrinya
telah meninggal dunia. Laki-laki itu remuk hatinya
dan mencoba menghibur diri melalui anak-anaknya
setelah kematian istrinya. Tapi, dia baru sadar
bahwa anak-anaknya tidak pernah mau
berkomunikasi dengannya.
Segera, anak-anaknya dewasa dan membangun
keluarganya masing-masing. Tidak ada yang peduli dengan orang
tua ini, yang di masa lalunya tidak pernah
meluangkan waktunya untuk mereka.

Saat mulai renta, Dia pindah ke rumah jompo yang
terbaik, yang menyediakan pelayanan sangat baik.
Dia nggunakan uang yang semula disimpannya untuk perayaan ulang
tahun pernikahan ke 50, 60, dan 70.
Semula uang itu akan dipakainya untuk pergi ke Hawaii,
New Zealand, dan negara-negara lain bersama istrinya, tapi kini
dipakainya untuk membayar biaya tinggal di rumah
jompo tersebut. Sejak itu sampai dia meninggal,
hanya ada orang-orang tua dan suster yang
merawatnya. Dia kini merasa sangat kesepian,
perasaan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.
Saat dia mau meninggal, dia memanggil seorang suster
dan berkata kepadanya, "Ah, andai saja aku menyadari
ini dari dulu...."
Kemudian perlahan ia menghembuskan napas
terakhir, Dia meninggal dunia dengan airmata dipipinya.

Apa yang ingin dikatakan mealui cerita ini pada anda,
bahwa waktu itu nggak pernah berhenti.
Anda terus maju dan maju, sebelum benar-benar
menyadari, anda ternyata telah maju terlalu jauh.

Jika kamu pernah bertengkar, segera berbaikanlah!

Jika kamu merasa ingin mendengar suara teman kamu,
jangan ragu-ragu untuk meneleponnya segera.

Terakhir, tapi ini yang paling penting, jika kamu
merasa kamu ingin bilang sama seseorang yang kamu
kasihi bahwa kamu menyayanginya, jangan tunggu sampai
terlambat. Jika kamu terus pikir bahwa kamu lain hari baru akan
memberitahu dia, hari ini tidak pernah akan datang.

Jika kamu selalu pikir bahwa besok akan datang, maka
"besok" akan pergi begitu cepatnya hingga kamu baru
sadar bahwa waktu telah meninggalkanmu.

ANAK BUANGAN YANG JADI REBUTAN

ANAK BUANGAN YANG JADI REBUTAN

oleh Wonk Ndoenyoe pada 25 Februari 2010 jam 22:37
Berbekal semangat belajar tinggi, tekad yang pantang menyerah, serta terus menggenggam erat mimpi-mimpinya, Ken berhasil meraih gelar profesor dan empat gelar PhD/Doktor dari empat universitas berbeda di Jepang. Yaitu PhD di bidang aplikasi rekayasa elektronika dari Tokyo Institute of Technology (1985), PhD di bidang kedokteran dari Universitas Tohoku (1988), kemudian gelar Doktor ilmu farmasi dari Science University of Tokyo (2000), dan Doktor ilmu pendidikan dari Universitas Waseda (2003). Bahkan dari pengembangan interdisipliner dari keempat ilmu yang dikuasainya, Soetanto telah menghasilkan 29 paten di Jepang dan dua paten di Amerika Serikat.

Berbagai penghargaan berhasil diraih Soetanto, di antaranya Outstanding Achievement Awards in Medicine and Academia dari Pan Asian Association of Greater Philadelphia, AS. Juga predikat profesor riset terbaik dan profesor mengajar terbaik selama tujuh tahun berturut-turut di Toin University of Yokohama. Sebuah pencapaian yang bukan hanya sangat luar biasa, akan tetapi bahkan terbilang nyaris mustahil. Mengingat, sebelumnya begitu banyak rintangan yang harus ia hadapi. Mulai dari para akademisi Jepang yang meremehkannya sampai kisah masa kecilnya yang rapuh dan mengidap penyakit TBC saat masih tinggal bersama ibu tirinya.

Lalu, dari mana semua keberhasilannya itu ia peroleh? Jawabannya, seperti bunyi pepatah lama "There is no Greatness, without Suffering! Tak ada KEAGUNGAN tanpa PENDERITAAN". Seperti apa persisnya penderitaan yang di lalui Soetanto di masa kecilnya? Serta bagaimana ia terus berusaha berkelit dari semua rintangan yang datangmenghadang? Berikut kronologinya.

Sukses yang Tertunda

Saat sekolah SMA-nya ditutup, Soetanto terpaksa bekerja sebagai tukang reparasi radio di toko milik kakaknya. "Setiap tutup toko jam delapan malam, saya belajar sampai jam lima pagi. Saya terus mengotak-atik radio dan tape. Semangat ini masih saya bawa sampai sekarang, dan inilah semangat yang kemudian mendorong saya untuk mengambil sekolah di Jepang," kisahnya kepada majalah motivasi LuarBiasa. "Setelah saya bisa, kemudian saya mulai muter ke toko-toko elektronik yang ada di Blawuran, untuk menawarkan reparsi secara cuma-cuma. Saya ditanya kamu siapa? Apa bisa reparasi? Waktu itu orang belum percaya kepada saya. Biasanya saya jawab: nanti nggak usah bayar, kalau rusak komponennya saya ganti. Waktu itu saya keliling memakai sepeda."

Meski tokonya kemudian berkembang sangat pesat, sehingga Soetanto pun berhasil mengumpulkan banyak sekali uang, akan tetapi panggilan jiwanya tak berhenti mengusik. Ia tak sedikit pun bermimpi ingin menjadi pedagang, meski bakal berhasil sekaya apa pun. Keinginannya pada waktu itu hanya satu, yaitu ingin terus menuntut ilmu, dan menjadi ilmuwan. Akan tetapi dalam suasana sosial politik di Indonesia pada waktu itu, peluangnya boleh dibilang mustahil. Karena itulah mimpi berikutnya adalah sekolah di Jepang.

"Untuk biaya sekolah ke Jepang, kebetulan saya punya tabungan dan kakak saya juga akan membantu separuhnya. Sebetulnya kakak saya menentang, dia bilang: orang yang lulus S1 saja inginnya menjadi manajer, lha kamu yang punya perusahaan sendiri kok mau kembali menjadi kere? Saya ingin sekolah lagi karena saya merasa bahwa selama berusaha mencari uang, perasaan saya hampa, sehingga hanya berjalan begitu-begitu saja. Saya memerlukan teknik, untuk bisa mengabdi kepada masyarakat. Sebetulnya saya punya dua pilihan, yaitu sekolah ke Jerman atau ke Jepang. Tetapi akhirnya saya lebih memilih ke Jepang."

Ketika akhirnya Soetanto berhasil meneruskan sekolah ke Jepang, perjuangan yang sesungguhnya baru dimulai. "Pada saat mulai belajar bahasa di sana, saya diremehkan. Sebab, saat sekolah itu umur saya sudah 27 tahun. Dan di sana, lazimnya pada saat umur 27 tahun, orang sudah lulus S3 dan sudah memperoleh gelar PhD. Kalau dihitung-hitung, saya sudah telat delapan tahun.

Rencananya saya mau sekolah di Jepang selama satu tahun, tapi akhirnya sampai empat tahun. Pada saat memasuki tahun ketiga, tiba-tiba perusahaan kakak saya di Pasar Turi, terbakar. Waktu itu sekitar 3.500 sampai 4.500 toko terbakar habis dalam waktu 3 hari. Karena itu kakak saya bilang, ‘Maaf saya sudah sudah tidak bisa membantu biaya kamu lagi, kamu sebaiknya pulang sekarang.' Saya jawab, ‘Saya pasti lulus! Untuk itu, saya tetap akan meneruskan sekolah tanpa kiriman dari kakak.' Kebetulan saya di Jepang mengajar privat, dengan penghasilan 40 ribu yen, atau kira-kira sepertiga dari biaya hidup yang saya butuhkan. Singkatnya, never-never give up, saya kejar terus," kisahnya, tentang masa-masa awal ia menerima cobaan.

Soetanto berhasil menyelesaikan S1 dalam waktu empat tahun, S2 selama dua tahun, dan S3 di Tokyo Institut of Technology selama tiga tahun. "Setelah persis tiga tahun lulus S3, saya merasa harus pulang ke Indonesia, untuk membawa istri dan anak saya datang ke Jepang. Kebetulan saya mempunyai dome yang murah, sehingga bisa mengajak istri dan anak tinggal di Jepang. Tapi ternyata setelah satu setengah tahun mencari pekerjaan, saya nggak mendapatkannya. Dari lima puluh surat aplikasi (lamaran) yang saya kirim nggak ada satupun yang dijawab! Saya sempat heran, Tokyo Institut of Technology sekolah saya itu, merupakan sekolah yang bagus, setara dengan MIT-nya Jepang. Nilai saya pun juga bagus, tapi nyatanya kok nggak ada satu pun yang mau membalas lamaran saya. Sampai akhirnya saya tahu, bahwa ternyata orang Indonesia atau orang luar negeri nggak mungkin bisa bekerja sebagai akademisi di Jepang. Ada semacam tembok penghalang yang merintangi.

Saya terus berusaha mencari jalan keluar, sampai kemudian saya berkesimpulan, bahwa satu-satunya cara agar bisa dapat pekerjaan, saya harus melebihi kepintaran orang Jepang. Saya harus lebih pintar, lebih jago dari mereka. Tapi bagaimana caranya? Pada saat itu saya sudah memiliki gelar PhD di bidang elektro," kenang Soetanto.

Soetanto akhirnya kuliah lagi. Kali ini Soetanto mengincar gelar PhD di bidang kedokteran. "Mestinya, waktu yang saya butuhkan untuk sampai mencapai gelar PhD sekitar tujuh tahun. Tapi syukurnya, dalam waktu 3,5 tahun saya sudah meraih gelar Doktor. Dengan mengaintongi dua gelar PhD, saya merasa menjadi orang top. Kalau istilahnya orang Jepang, seperti ‘hantu yang membawa besi.' Hantu itu sudah ditakuti, apa lagi masih ditambah membawa besi, maka akan sangat ditakuti dan kuat. Dalam pikiran saya, pasti saya bakal langsung dapat pekerjaan. Karena saya merasa seperti layaknya Doktor lulusan Stanford dan Doktor lulusan Harvard di Amerika. Tapi siapa sangka, pada saat saya kembali mencari pekerjaan, ternyata saya tidak juga mendapatkannya. Padahal biaya hidup, saya sudah nggak punya. Sampai anak istri saya ungsikan ke Hong Kong di tempat kakaknya.

Karena tidak punya uang, tempat tinggal saya ganti dengan yang lebih kecil. Dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba ada telepon dari profesor saya, yang saya panggil dengan sebutan Profesor IT. Profesor ini benar-benar pintar, sangat hebat, patennya hampir mencapai 900 item, tetapi sangat kejam. Dia menelepon saya, memberi kabar bahwa dia sudah pensiun. Kemudian ia minta tolong saya, untuk mengurusi murid-murid kiriman Pak Habibie dari Indonesia.
Singkatnya, pada waktu bertemu dia sempat mengeluh, "Aduh, saya pusing menjadi Chairman, karena disuruh mencari dosen Biomedical, di Jepang mana ada?'

Maka segera saya jawab, ‘Pak saya ini dari kedokteran dan biomedical.' Dia bingung mendengar jawaban saya. Profesor ini dulu dosen saya di S1 dan S2. Tak lama kemudian dia tanya, ‘Apa kamu bisa?' Singkat cerita, saya dikenalkan ke Rektor. Setelah itu saya dites. Hasilnya? Respektor saya 37, sudah sangat cukup, bahasa Inggris saya juga cukup. Mereka bilang: Ya sudah, besok kirim aplikasinya."

Seketika Soetanto merasa sangat senang sekali! Akhirnya dia berhasil mendapat pekerjaan juga. ‘Tuhan memang mangasihi orang-orang yang tidak putus asa', begitu pikirnya. "Saking senangnya, aplikasi papernya saya buat serapi mingkin. Sampai saya harus menyiapkan hingga jam lima pagi. Saya nggak berani tidur, karena jam 7 pagi saya mesti sudah berangkat ke universitas untuk menyerahkan aplikasinya. Pada saat saya memasuki kampus, orang-orang nggak ada yang melihat saya. Sudah jam 9, akhirnya saya permisi memperkenalkan diri, ‘Saya ini Soetanto yang kemarin datang bersama profesor IT.' Sampai saya menunggu selama 45 menit, semuanya masih pada diam.

Sekali lagi saya buka suara, ‘Saya ini Soetanto muridnya profesor IT yang kemarin ke sini, Anda kemarin juga ikut menemui saya kan?' Lagi-lagi, semua tetap diam.

Baru sekitar jam setengah 11 siang, profesor keluar dari ruangan, saya senang sekali. Tiba-tiba, si profesor berkata ‘Tanto, ini bukan di Indonesia, ini Jepang, lupakan aplikasi kamu!' Wah...saya jadi bingung. ‘Yang menyuruh kan Anda? Yang mencari dosen kan Anda? Yang suruh bawa aplikasi juga Bapak sendiri kan?'

Dengan dingin dia bilang kepada saya, ‘Kamu ke sini kan untuk belajar dari orang Jepang.' Mendengar jawaban itu kontan saya menangis. Profesor itu menambahkan. ‘Kamu itu bisa belajar atas bantuan orang Jepang, kok sekarang mau mengajar orang Jepang? Orang Jepang tidak butuh kamu!' Hati saya benar-benar hancur saat itu," tutur Soetanto.

Namun, netter yang luar biasa, semua peristiwa pahit yang dialami Soetanto sejak masih kecil hingga berbagai tekanan yang diterimanya di Jepang, seakan memang dimaksudkan "kehidupan," untuk mempersiapkannya. Sebagaimana tekanan dan panas bumi dalam suhu tinggi yang mampu mengubah batu bara biasa, menjadi berlian yang indah. Begitu pula yang terjadi pada Soetanto. Beliau kini telah menjelma menjadi "orang besar". Ia adalah orang pertama dari luar Jepang yang bisa menduduki level jabatan Kepala Divisi di Universitas Waseda-salah satu universitas paling top di Jepang, bahkan dunia, khususnya dalam hal sains. Tahukah Anda? Kementerian Pendidikan Jepang bahkan membiayai risetnya hingga 14 juta dollar AS (sekitar Rp144 miliar) per tahun.

Ken Soetanto juga menjadi salah satu dari tiga pemohon paten paling terkemuka di Jepang, yang telah mempublikasikan lebih dari 1100 karya ilmiahnya. Kini, ia menjabat sebagai guru besar School of International Liberal Studies di Universitas Waseda, guru besar di Toin University of Yokohama, Jepang, dan anggota Komite Evaluasi Tokyo Institute of Technology.

Prof Ken, ketika sedang berbagi kisah, ilmu, dan inspirasi, dalam seminar "Create Your Hoki/Success in Business and Career", 20 Februari lalu di Jakarta.

Sebagaimana dialami oleh Albert Einstein yang pada waktu kecil benar-benar dianggap sebagai anak yang payah serta bodoh dalam semua mata pelajaran, kecuali matematika, tapi kemudian malah berhasil menjadi fisikawan terbesar Abad Dua Puluh. Begitu pula dengan kisah hidup Ken Soetanto, yang kini telah berhasil menemukan ergon-nya. Di mana karya-karyanya merupakan amal, dharma atau pelayanan bagi banyak orang, sebagaimana ia mimpikan sejak usia muda.

Kamis, 07 Oktober 2010

BE THE BEST OF THE BEST

Bismillahirrohmaanirrohiim….
   Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. QS 9:20
Kisah pengusaha korea berbisnis di Indonesia.
   Ada seorang pengusaha Korea datang ke Indonesia dalam berbisnis, di Indonesia ia bertemu dengan seorang pengusaha muslim. Kemudian diajaklah orang korea ini bermain ke rumah nya.
Di ruang tamu orang korea terkagum-kamum melihat hiasan dinding yang begitu indah.
Ia bertanya, ‘pa, apa ini?’
“Ooo … itu kaligrafi”, jawab pengusah muslim Indonesia
“Kaligrafi… apa itu kaligrafi…?”, tanyanya penasaran
“Kaligrafi adalah seni dalam Islam… tulisan indah Al Quran…”,.
“Ooo… berarti ini ayat Al Quran… apa pa bunyinya?”,
“Innallaha laa yughoiru ma bi qoum hatta yu ghoiruma bi anfusihim”.
“Apa pa artinya?”,
“Sesungguhnya Tuhan tidak akan merubah suatu kaum hingga kaum itu mau merubah dirinya sendiri”.
“Ooo…. Saya faham”, jawab orang korea mengakhiri pembicaraan tentang kaligrafi…
Pembahasan beralih mengenai bisnis… beberapa hari kemudian orang korea kembali pulang ke negaranya.
  Beberapa tahun kemudian orang korea ini masuk ke dunia perpolitikan… mencalonkan diri menjadi calon presiden…. Singkat cerita ia terpilih menjadi presiden

   Saat ia menjadi presiden… ia membuat kebijakan yang sangat spektakuler… ia membuat kalimat yang dijadikan moto nasional bangsa Korea… dan moto itu ditempelkan disetiap dinding2 ruangan kantor pemerintahan. Tidak ada ruangan kontor pemerintahan melainkan ada tulisan ini.
Tulisan itu berbunyi
“Sesungguhnya Tuhan tidak akan merubah bangsa Korea sehingga bangsa Korea mau merubah dirinya sendiri”.



Luar biasa…
Dalam waktu singkat… masa kepemimpinannya 3- 4 tahun… terjadilah perubahan yang sangat luarbiasa
Negara Korea yang tadinya adalah Negara tertinggal karena perang saudara selama bertahun-tahun akhirnya berubah menjadi Negara berkembang dan bergerak menjadi Negara maju mengejar Negara Jepang.
Kalau saya tidak salah nama orang Korea itu adalah Pak Jung He
Kalaulah bangsa Korea… baru menjalankan hanya satu ayat Al Quran saja sudah begitu dahsyat… maka haruslah orang Indonesia yang mayoritas muslim yang memiliki Al Quran sebagai pedoman hidup yang isinya bukan Cuma satu ayat tapi 6.666 ayat. Haruslah kita bukan Cuma menguasai Indonesia tapi…menguasai dunia.

Bangsa Korea… walaupun satu ayat tapi mereka betul-betul berjuang bersama-sama menerapkannya dengan sungguh-sungguh.
Tapi sayang… kita belum mampu menerapkan, jangankan menerapkan memahami Al Qur’an saja belum… jangan faham tau artinya saja tidak… jangankan tau artinya…. Baca Al Qurannya saja belum rutin…. Jangankan baca… IQRO 6 saja belum lulus… he..he…
Inilah fenomena banga Indonesai yang jauh dari Al Qur’an.

Fakta membuktikan… umat islam akan besar jika bersama Al Qur’an
Islam mengajarkan kita untuk terus berubah
Tiga tahapan perubahan yang diajarkan Rosulullah SAW



1. Berubah dari yang buruk menjadi baik



2. Berubah dari yang baik menjadi terbaik dan



3. Berubah dari yang terbaik menjadi paling baik dari yang terbaik….

  Ayat innallaha la yughiruma bi qoum…. Hanya difahami berubah dari yang buruk menjadi baik… tapi ternyata Islam mengajarkan lebih dari itu…

Berubah dari yang buruk menjadi baik
   Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
  Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.

   Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. QS 13:11
   Berubahlah seperti ulat menjadi kupu-kupu… perubahan yang sangat luarbiasa… awalnya ulat adalah sosok yang selalu ditakuti dan merugikan…. Setiap nempel disini merusak… nempel disana merusak… setiap orang tidak mau berdekat-dekatan dengannya…

   Tapi lihat lah ketika ia berubah menjadi seekor kupu-kupu yang indah… melalui proses perubahan yang sangat dahsyat…. Puasa dan Itikaf di dalam kepompong.

   Ia berubah dari menakutkan menjadi menyenangkan… dari merusak jadi memberi manfaat… nempel disini bermanfaat… nempel di sana memberi manfaat… setiap orang ingin berdekat-dekatan dengannya… ingin memilikinya… mencintainya… dan merindukannya…subhanallah… semoga kita mampu seperti kupu-kupu.
Berubah dari baik menjadi terbaik
   Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,QS 2:183
   Ayat ini juga merupakan ayat perubahan…, berubah dari hanya menjadi orang beriman menjadi orang bertakwa.
   Berubah dari baik menjadi terbaik… dengan cara yang sudah disebutkan dengan jelas… iman, puasa dan belajar dari orang-orang terdahulu
  Beriman sudah baik… tapi islam mengajarkan kita untuk menjdi orang yang terbaik… bertakwa adalah yang terbaik… Allah menjanjikan banyak kemudahan bagi orang yang yang bertakwa… lihat saja pada surah Ath Tholaq
   …Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.
   Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.

QS 65:2-3
   Semoga kita mampu berjuang terus untuk menjadi orang-orang yang terbaik…amin
Berubah dari terbaik menjadi yang paling baik dari yang terbaik, The Best of the best
   Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. QS 25:74
Dahsyat…. Allah mengajarkan kita untuk menjadi yang terbaik dari yang terbaik…
   Tidak hanya cukup puas menjadi orang yang bertakwa… tapi ingin menjadi imamnya orang-orang yang bertakwa…
   Dalam management sebuah perusahaan ada konsep “zero complain”… managemen tanpa keluhan dan tanpa komplen…. Sempurna…, excellent…, super… dan lain-lain
   Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".
QS 2:201
Barokallahu lakum wa rahmatan
Wallahu’alam…

DUA KALIMAT YANG MENGUBAH HIDUP

Seorang penulis buku dan trainer, Gerry Robert, menemui seorang ahli pemikiran dunia Bob Proctor. Gerry Robert meskipun seorang trainer yang sudah memiliki penghasilan besar, tetap saja mau belajar kepada orang lain. Ada dua kalimat menyakitkan yang didapat Gery saat bertemu Bob Proctor, dan 2 kalimat inilah yang mengubah hidup Gery selamanya.

Diawali dengan sebuah pertanyaan dari Bob Proctor

“Berapa penghasilan terbesar yang pernah kamu capai?”

Dengan bangganya, Gerry menyebutkan sebuah angka dimana angka tersebut termasuk besar.

“Saya memiliki penghasilan $100.000 pertahun.”

Bob Proctor mengatakan,

“Itu Sampah…”

Tentu saja Gerry kaget bukan kepalang dan mencoba membela diri. Bagaimana mungkin penghasilan sebesar itu disebut sampah? Padahal diantara teman-teman Gerry tidak ada yang memiliki penghasilan sebesar itu.

Kata Bob Proctor,

“Penghasilan itu seharusnya bisa kamu dapatkan hanya dalam 1 bulan!”

Tentu saja Gerry membela diri dengan berargumen

“Saya masih pemula pak, belum sehebat Anda. Maka penghasilan sebesar itu sudah hebat untuk saya.”

Apa kata Bob Proctor?

“Kamu brengsek!”

Bob melanjutkan,

“Siapa pun yang menolak ide tersebut memiliki masalah mental. Saya menghasilkan uang sebesar itu ($100.000/bulan) 15 tahun yang lalu. Dan kamu malah melawan saya. Orang seperti itu saya sebut brengsek.”

Gerry pun terdiam. Namun bukan berarti ngambek atau membenci Bob. Tetapi perkataan itu menyadarkannya akan potensi sebenarnya.

Hasilnya?

Gerry pun menjadi seorang milyuner. Penghasilan Gerry menjadi $1.000.000.000.

CERITA SUKSES SEORANG PENGEMIS

Tanggal 19 januari 2001, Di sebuah kota besar yang berada di planet ke tiga Galaksi MilkyWay. Pada sore hari ketika banyak orang pulang kerja. Ada satu orang pengusaha menaiki mobil BMW serta terlihat sedang terburu-buru. Dia turun dan menuju ATM terdekat untuk mengambil sejumlah uang.

Yang pasti uangnya dalam jumlah BESAR.

Di depan ATM itu ada seorang yang sedang duduk-duduk dilantai. Pakainnya kumuh, berlubang dan seperti tidak pernah dicuci. Sorot matanya menunjukkan seseorang yang tidak mempunyai harapan. Didepannya ada sebuah gelas berisi uang. Jika anda sedang berpikir dia adalah seorang pengemis.

Anda 100% benar.

Tapi si pengusaha dengan cueknya melangkah melewati si pengemis dan masuk ke dalam ruang ATM. Ternyata di dalam pengusaha itu tidak ingin mengambil uang, dia hanya sekedar ingin mentransfer uang.

Yang pasti transfernya dalam jumlah BESAR.

Ketika dia hendak keluar. Entah perasaan darimana si pengusaha menjadi iba kepada pengemis. WOW! dia mengambil dompet dari sakunya. Setelah melihat dari pojok kiri ke pojok kanan sisi dompet. Dia akhirnya berhasil menemukan uang dengan nominal paling kecil!

Seribu Rupiah dia berikan kepada si pengemis.

Terima Kasih tuan, Kata si pengemis dengan bibir tersenyum senang. Sampai senangnya dia mengambil uang seribuan itu dari gelas dan memegangnya dengan kuat. Hmmmmm… mungkin ini adalah pendapatan terbesarnya hari itu.

Exspresi dari pengusaha itu hanya tersenyum kecut. Tidak lebih dari itu! kemudian dia mulai meninggalkan si pengemis menuju mobil mewahnya. Lalu… entah kenapa! ketika dia ingin memasuki mobil… dia seperti tidak rela memberi uang dengan cuma-cuma kepada pengemis tadi.

Dasar Kikir! Dia berlari kembali menuju ke pengemis. Ketika ingin mengambil uang seribuan miliknya. Dia tertahan! atau tidak bisa karena uangnya masih digenggam oleh si pengemis.

Akhirnya tanpa pikir panjang!

Si Pengusaha mengambil gelas pengemis yang mungkin adalah harta satu-satunya. Dengan enteng dan terlihat seperti mengejek. Si pengusaha kikir itu berkata:

Kamu juga pengusaha bukan?

Kemudian pengusaha berlari kembali ke mobilnya. Dan si pengemis hanya bisa melongo. Walau samar-samar terlihat ada air yang keluar dari matanya.

Hmmmmm…

Bersamaan dengan itu terlihat langit sudah berwarna merah. Mataharipun mulai terbenam.
8 tahun kemudian….

Tepatnya tanggal 2 juli 2009. Di sebuah gedung mewah yang terdapat di kota besar di planet bumi. Si pengusaha sedang berada di kantornya. Melamun! bahkan terlihat seperti orang stres.

Tentu saja dia stres! Gara-gara krisis ekonomi global, bisnisnya hampir bangkrut! tinggal menunggu hari saja dia akan menjadi miskin. Suatu hal yang tidak pernah dia rasakan seumur hidup. Belum lagi tanggungan hutang yang tidak bisa dia bayar.

Bukan hanya jatuh miskin, mungkin dia akan masuk penjara karena tidak bisa melunasi hutangnya.

Tiba-tiba!

Telepon berdering. Ternyata itu dari sekertarisnya. “Pak ada orang yang mau bertemu dengan bapak”.

Sebenarnya pengusaha itu sedang malas menemui siapa-siapa. Apalagi orang yang tidak dikenalnya. Namun dia putuskan untuk menemui si tamu misterius ini.

Tamu misterius itu pun masuk. Lalu diikuti dengan basa-basi singkat seperti perkenalan nama dsb. Lalu pengusaha pun menanyakan maksud kedatangan si tamu.

ALANGKAH KAGETNTA!

Tamu misterius itu mau menginvestasikan uang dalam jumlah besar dalam perusahaannya. Bahkan jumlah uang itu juga sanggup melunasi hutang perusahaan. Pengusaha itu hanya melongo tidak percaya.

Tapi sebelum si pengusaha berhenti dari kegiatan melongonya. Si tamu misterius itu berkata :

Mungkin bapak sudah lupa terhadap saya. Dulu saya adalah pengemis yang sering mangkal di depan ATM. Gara-gara bapak dulu ngomong kayak gini Kamu juga pengusaha bukan?

Saya waktu itu benar-benar terharu.

Anda tidak menganggap saya sebagai pengemis seperti orang lain, melainkan penjual yang sedang menjual barang.

Waktu itu juga saya berhenti mengemis. Lalu merintis usaha saya sendiri. Dan bisa bapak lihat akhirnya saya BERHASIL

Jadi begitulah Saudara kesuksesan PASTI berawal dari sebuah motivasi. Memang Cerita diatas hanyalah kisah fiksi. Tapi saya harap setelah membaca cerita ini…anda bisa membuatnya menjadi kisah nyata.